Wednesday, February 26, 2014

Mengapa membaca Al quran?

Sebagian besar kaum Muslimin, apabila Anda bertanya kepada mereka, “Mengapa Anda membaca al-Qur’an?” Mereka akan menjawab, “Karena membacanya adalah amalan yang utama.


Pada setiap huruf yang dibaca akan diberi pahala sepuluh kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Mereka hanya membatasi diri pada tujuan dan maksud mendapatkan pahala saja, sedangkan maksud dan tujuan yang lain mereka lalaikan.

Anda akan menjumpai seseorang yang disibukkan dengan hapalan al-Qur’an, ketika membacanya hanya sekadar untuk menguatkan hapalannya saja, yaitu menguatkan huruf-huruf al-Qur’an dan bentuk kalimat-kalimatnya. Anda dapati makna-makna yang agung lagi berpengaruh melintas begitu saja tanpa diperhatikan dan dirasakan. Karena tujuan dan konsentrasinya hanya terfokus pada huruf-huruf saja, sehingga mengenyampingkan makna-maknanya. Karena itulah, Anda temukan seorang yang hapal al-Qur’an namun tidak mengamalkan dan tidak bermoralkan al-Qur’an.

Membaca al-Qur’an terkumpul padanya lima macam tujuan yang kesemuanya adalah agung. Masing-masing dari tujuan tersebut sudah cukup untuk memberikan dorongan kepada seorang Muslim untuk membaca al-Qur’an, memperbanyak dan menyibukkan diri dengannya serta selalu bersamanya.
Kelima tujuan itu adalah:

1. Membaca al-Qur’an untuk memperoleh ilmu
Inilah tujuan dari diturunkannya al-Qur’an yang paling penting dan paling agung serta tujuan dari perintah untuk membacanya. Bahkan termasuk rentetan pahala dari membacanya. Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya,

“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29).

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Apabila Anda menginginkan ilmu, maka bacalah al-Qur’an ini, karena di dalamnya terkandung ilmu umat terdahulu dan yang akan datang.” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, VI/126).
Al-Hasan bin Ali—radhiyallahu ‘anhuma—berkata, “Orang-orang sebelum kalian memandang bahwa al-Qur’an adalah surat-surat dari Rabb mereka, sehingga mereka mentadabburinya di waktu malam dan mencarinya di waktu siang hari.” (at-Tibyan karya Imam an-Nawawi: 28).

Sesuatu yang bisa membantu mewujudkan tujuan ini adalah hendaknya Anda membaca al-Qur’an seperti halnya seorang siswa membaca buku pelajarannya di malam ujian. Konsentrasinya penuh, dan bersiap-siap untuk diuji habis-habisan.

Kita semua dalam kehidupan ini sedang diuji melalui al-Qur’an. Di antara kita ada yang giat dan bersungguh-sungguh dan selalu mengulang-ulang kitab tersebut sehingga jawaban-jawabannya akan selalu cepat dan tepat. Ada juga yang menyepelekan, ogah-ogahan serta main-main. Dan apabila ditanya sesuatu tentang al-Qur’an, ia akan menjawab: Hah… hah! Saya tidak tahu.
Setiap situasi, peristiwa atau kondisi yang melintasi Anda, pasti pernah membuat Anda bertanya-tanya, “Adakah hal ini tertera dalam al-Qur’an? Di mana hal tersebut disebutkan dalam al-Qur’an?”

Berapa banyak kita telah membaca atau mendengar tentang orang-orang yang tersentak karena makna ayat al-Qur’an sirna dari hatinya, sehingga ia mengatakan, “Apakah ayat ini ada dalam al-Qur’an? Seolah-olah saya baru pertama kali mendengarnya.”

2. Membaca al-Qur’an untuk diamalkan
Yaitu membaca al-Quran dengan niat mengamalkannya; dengan niat mencari ilmu untuk diamalkan. Maka sepantasnyalah pembaca al-Qur’an berhenti di setiap ayat untuk memperhatikan apa isi yang dikandungnya; adakah perintah, atau larangan, atau keutamaan yang hendaknya ia berhias dengannya? Ataukah ada bahaya yang mengelilinginya yang harus diwaspadai?

Al-Hasan bin Ali—radhiyallahu ‘anhuma—berkata, “Bacalah al-Quran sehingga bisa mencegahmu (melakukan dosa). Bila belum demikian, maka (pada hakekatnya) Anda belum membacanya.” (Kanzul ‘Ummal: I/2776).
Al-Hasan al-Bashri—rahimahullah—berkata, “Sesungguhnya al-Quran ini telah dibaca oleh para hamba sahaya dan anak-anak yang tidak memiliki ilmu tentang tafsirannya… Padahal sebenarnya, tadabbur ayat-ayat al-Quran itu hanya dengan mengikutinya. Tadabbur al-Quran bukan sekadar menghapal huruf-hurufnya, lalu batasan-batasannya diabaikan. Hingga salah seorang dari mereka mengatakan, “Saya telah membaca al-Quran seluruhnya dan saya tidak pernah meninggalkan satu huruf pun.” Namun demi Allah, ia telah meninggalkan seluruh hurufnya. Karena ia tidak mewujudkan al-Quran dalam akhlak dan amalannya. Bahkan salah seorang dari mereka mengatakan, “Saya mampu membaca satu surat dalam satu tarikan nafas.” Demi Allah, mereka bukanlah seorang pembaca al-Quran, bukan ulama, bukan ahli hikmah, dan bukan seorang yang memiliki kewibawaan. Sampai kapan para pembaca al-Quran berbuat seperti ini? Semoga Allah tidak menambah jumlah orang seperti mereka.”(Syu’ab al-Iman karya al-Baihaqi (II/541), al-Zuhud karya Ibnu al-Mubarak (I/274).

3. Membaca al-Quran untuk Bermunajat kepada Allah
Seorang pembaca al-Quran, hendaknya merasa bahwa Allah sedang berdialog langsung dengannya dan mendengar bacaannya. Apabila ia melewati ayat yang mengandung tasbih, hendaklah ia bertasbih. Ketika melewati ayat yang mengandung ancaman, ia meminta perlindungan. Dan jika melewati ayat yang mengandung permohonan, ia pun bermohon.
Inilah gambaran bermunajat dengan al-Quran, yaitu bacaan yang hidup. Di mana seorang hamba sadar, apa yang sedang ia baca? Mengapa ia membacanya? Siapa yang ia ajak berbicara dengan bacaan tersebut? Apa yang ia butuhkan dari-Nya? Serta mengetahui kewajibannya terhadap al-Quran, yaitu mengagungkan dan menyucikannya.

4. Membaca al-Quran untuk Mendapatkan Pahala
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan bahwa aliflammim adalah satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. al-Tirmidzi, ia berkata, “Hadits hasan shahih).

Masih banyak nash yang menjelaskan pahala yang besar bagi para pembaca al-Quran (lihat al-Fikrah, Sembilan Keutamaan Membaca al-Quran, edisi 07/tahun VI).

5. Membaca al-Quran untuk Berobat
Allah Ta’ala berfirman, artinya,
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
“Dan kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Israa’: 82).

Al-Quran adalah obat bagi hati dari berbagai penyakit syahwat dan syubhat serta bisikan-bisikan dengan berbagai bentuknya, baik yang memaksa maupun tidak. Al-Quran juga obat bagi tubuh dari berbagai penyakit. Setiap kali seorang hamba menghadirkan tujuan ini, maka ia akan mendapatkan dua obat; obat ilmu maknawi nafsi (rohani), dan obat materi untuk tubuh (jasmani), dengan izin Allah.

Dari Ali Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik obat adalah al-Quran.” (Silsilah al-Ahadits al-Shahihah (IV/931).

Penyembuhan dengan al-Quran dapat diperoleh melalui dua cara: Pertama, membacanya di waktu shalat, terutama di waktu malam yang akhir dengan menghadirkan niat berobat. Kedua, ruqyah dengan menggunakan al-Quran.
Beginilah seharusnya kita berinteraksi dengan al-Quran. Al-Quran adalah mudah bagi setiap orang yang benar dalam berinteraksi dengannya dan bersungguh-sugguh dalam mempelajari ilmunya dan mengamalkannya. Wallahu Waliyyut Taufiq
Sumber: The Mystery of the Qur’an Secret Power Karya Dr. Khalid Abdul Karim al-Laahim. (Al Fikrah No.19/Tahun XI/13 Dzulqadah 1431H)




Friday, February 21, 2014


Lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.
Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.

Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
Memeriksa gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat
Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
Menyikat gigi dengan cara yang benar
Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.
Kumur setelah makan
Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan
Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida
Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
Makan makanan yang berserat
Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung
Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.
Terapi alamiah mengatasi sakit gigi.
Cengkeh
Gunakan 10 Butir cengkeh disangrai lalu ditumbuk hingga menjadi bubuk, kemudian bubuk cengkeh dimasukkan ke dalam gigi yang berlubang lalu ditutup dengan kapas. Barang putih secukupnya ditumbuh hingga halus kemudian ditempelkan pada gigi yangberlubang.
Cabai hijau
Gunakan cabai hijau dipotong ujungnya sedikit lalu dibakar. Setelah panas, tempelkan cabai tersebut pada gigi yang sakit.
Gunakan daun kembang sore direbus dengan air 600 cc hingga tersisa 300 cc, lalu selagi hangat digunakan berkumur-kumur.
 ala Prof Hembing Wijayakusuma
Buah Belimbing
Buah belimbing wuluh5 buah belimbing wuluh dicuci bersih, makan dengan sedikit garam, kunyah ditempat gigi yang berlubang.
Es Batu
Es balok/batu Ambil sepotong kecil es balik dan letakkan di antara jari telunjuk dan ibu jari. Pijat perlahan di bagian tersebut, nah kini bisa Anda rasakan perlahan rasa sakit itu mulai hilangkan? Pemijatan nyaman oleh si es balok menyentuh sel-sel syaraf yang terdapat di sekitar ibu jari dan telunjuk. Pemijatan yang dilakukan si es balok langsung ke pusat syaraf, sehingga 60 – 90% rasa sakit yang Anda rasakan cepat menghilang.

Bawang Putih
Bawang putih di potong halus si bawang putih (1 siung bawang putih), kemudian taburkan sedikit garam. Kunyah di daerah yang sakit dan tak lama kemudian rasa sakit di gigi Anda akan menghilang perlahan. Anda juga boleh menggunakannya sebagai terapi untuk memperkuat struktur  tulang gigi Anda.
Bwang Merah
Bawang merah Caranya sama dengan Bawang Putih. Kandungan enzim dalam bawang merah dapat membantu membunuh kuman-kuman jahat di dalam mulut.
Jeruk Nipis / Limau
Jeruk nipis Peras sari jeruk nipis, pulaskan pada bagian gigi yang sakit sesendok demi sesendok setiap 10 menit sampai sari jeruk tersebut habis. Selain kaya akan vitamin C, sari jeruk tersebut juga berfungsi sebagai pereda sakit gigi Anda.
Garam
Garam Caranya mudah, taburkan garam dalam segelas air mineral hangat. Aduk kemudian gunakan sebagai sarana mouthwash. Berkumurlah setidaknya sampai Anda merasa cukup nyaman dan tak terlalu tersiksa oleh rasa sakit gigi
Minyak Cengkeh 

Cengkeh dinyatakan efektif meredakan sakit gigi. Selain itu, cengkeh juga mengurangi infeksi karena mengandung properti antiseptik. Caranya, oleskan minyak cengkeh ke lubang gigi yang mengalami kerusakan. Cara ini juga bisa meredakan sakit gigi. 

Tepung lada 

Campuran sedikit tepung lada dengan 1/4 sendok teh garam dinyatakan sangat bagus untuk menjaga kebersihan gigi. Jika digunakan secara teratur setiap hari bisa mencegah gigi berlubang, nafas bau, gusi berdarah, sakit gusi, dan sakit gigi. Selain itu juga bisa mengatasi masalah gigi sensitif. Untuk meredakan sakit gigi, Anda bisa menempatkan campuran tepung lada dan minyak cengkeh ke dalam lubang gigi.  (disari berbagai sumber)
Mengelola waktu adalah masalah klasik yang selalu dihadapi oleh siapapun yang ingin selalu lebih produktif, efektif, sekaligus lebih efisien. Sayangnya kita sering membuang waktu ketika membicarakan waktu. Waktu adalah komoditas yang abstrak. Ia akan terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. Komitmen atas paradigma ini menunjukkan kualitas seseorang dalam menjalani kehidupannya. Kesuksesan tidak pernah mengabaikan dimensi waktu. Dengan kata lain waktu menjadi salah satu parameter kesuksesan atau nilai dari sesuatu.

Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian (Al-Hadits).

Pernahkah Anda merasa sibuk sepanjang hari tetapi kemudian pulang dengan perasaan tidak mengerjakan apa-apa? Itulah sesungguhnya yang dimaksud membuang waktu di mana Anda melakukan sesuatu yang justru tidak ada atau sedikit maknanya dibanding waktu yang terpakai.

Idaratul waqt dikenal sebagai upaya pengelolaan waktu sedemikian rupa sehingga apa yang kita lakukan sekarang memiliki manfaat jangka panjang. Sekarang merupakan investasi kita di masa depan, karena sekarang adalah bagian dari skenario kehidupan masa depan yang kita buat atau kita pilih sendiri.


Menyimpan Waktu
Semua orang mendapat jatah 24 jam sehari. Namun terdapat hal menarik atas keberadaannya. Muncul dua paradigma tentang waktu. Pertama yang mengatakan waktu adalah uang dan kedua menyimpulkan waktu adalah kehidupan. Pilihan seseorang atas salah satu paradigma tersebut akan menunjukkan misi, visi, serta aksi seseorang dalam mengisi waktu.

Bila waktu adalah uang, secara logika tidak logis, kenapa? Karena waktu berbeda dengan uang secara wujud maupun karakternya. Uang dapat ditabung, tapi waktu tidak. Uang dapat dikembangkan jumlahnya, waktu tidak (24 jam per hari). Uang dapat dicari, waktu tidak. Paradigma kedua tampaknya lebih bisa diterima akal. Karena secara wujud dan karakternya waktu dan kehidupan adalah equivalen. Bila seseorang setuju dengan paradigma kedua, ia akan terdorong untuk selalu bertanggung jawab atas setiap waktu yang dilaluinya.

Demi waktu, sesungguhnya manusia itu rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih , yang saling nasihat menasehati dalam kebenaran dan saling nasihat dalam kesabaran. (QS. Al ‘Ashr: 1-3). Dalam idaratul waqt kita harus mampu mensinyalir waktu yang terbuang. Ini sering disebut faudha al waqt atau time wasters (membuang-buang waktu).

Faudha al Waqt
Time wasters adalah tindakan atas waktu tanpa menghasilkan manfaat jangka panjang. Dengan kata lain bila kita bertindak tanpa memikirkan manfaat jangka panjang maka sesungguhnya waktu kita terbuang. The person who kills time hasn’t learned the value of life” ( orang yang membuang waktu belum mempelajari nilai kehidupan).

Saat dilanda Time Wasters, kita berada di dalam dua kemungkinan; pertama, waktu kita hilang tak termanfaatkan akibat ketidaksadaran kita (atau akibat pengaruh orang lain –faktor eksternal); kedua, kita membuang waktu yang tidak sepadan dengan manfaat yang dihasilkan, dalam kondisi ini kita relatif menyadari tindakan kita (faktor internal).

Berikut ini kita akan coba mengkaji beberapa aktifitas yang sering menjebak sehingga kita terperangkap dalam sangkar faudha al waqt, antara lain sebagai berikut :

Suka Menunda
Kebiasaan menunda memang tidak mudah ditinggalkan. Ia bak monster pelahap waktu dalam diri sendiri. Belajar dan latihan sejak sekarang adalah solusinya. Bila tidak, kita akan selalu berada pada kondisi kritis, melakukan pekerjaan terburu-buru karena desakan waktu, kehilangan fokus dan prioritas, bahkan sangat mungkin Anda mengalami distress.

Para ulama membagi tiga tingkatan kemaslahatan yakni: dhururiyyat (sesuatu yang tidak bisa hidup kecuali dengannya), hajjiyyat (kehidupan mungkin terjadi namun mengalami kesulitan), tahsinat (assessories, digunakan untuk menghias dan mempercantik kehidupan) dan sering disebut dengan kamaliyyat (pelengkap).

Menunggu
Ketika menunggu, seakan kita tidak melakukan apapun, bahkan beranggapan tidak banyak yang bisa dilakukan saat itu. Ini disebabkan beberapa keterbatasan. Pertama, tidak terbiasa melakukan pekerjaaan yang membutuhkan konsentrasi. Jika menunggu tentunya perlu sesekali menengok atau mencari yang kita tunggu. Jika terlalu asyik dengan pekerjaan sampingan bisa-bisa tujuan utama yakni menunggu terlupakan.

Kedua, fasilitas dan tempat menunggu. Artinya kita hanya mungkin melakukan kegiatan sebatas fasilitas dan tempat dimana kita berada saat menunggu. Jadi, kita perlu memastikan agar apappun yang dikerjakan tetap memungkinkan kita untuk mencapai tujuan utamanya.

Dengan segala keterbatasan ini adakah yang bisa dilakukan? Jawabannya tentu ada. Paling tidak bisa berpikir, berdzikir, membaca, membuat rencana, mengembangkan ide, atau melakukan refleksi diri. Mengapa berpikir? Semua pekerjaan memerlukan pemikiran, dan semakin sering memikirkan apa yang akan dikerjakan, semakin matanglah rencana itu. Pekerjaan menganalisa, membuat rencana akan semakin mempertajam kemampuan nalar.

Jadi berpikir secara mendalam memang sesuatu yang perlu untuk dilakukan setiap saat dimana saja. Apalagi bila kita dapat menuangkan hasil pemikiran kita itu dalam format catatan, maka hal ini sudah merupakan pemanfaatan waktu yang sangat positif.

Sedang berdzikir adalah kebiasaan orang-orang yang taqarub ilallah. Paling tidak ada berapa manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan dzikir ini. Pertama, semakin tenteramnya nuansa ruhiyah (psikology air) sebagaimana janji Allah. Ala bidzikrillahi tathma’inul qulub (sesungguhnya hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang). Kedua, meningkatnya daya konsentrasi akibat terfokus pada sesuatu yakni Allah SWT. Ketiga, dampak berdzikir bukan sekedar saat dilakukan, tapi juga punya jangan panjang yang luar biasa (yakni pahala serta keridhaan-Nya).

Inilah mini time management dimana waktu-waktu singkat termanfaatkan secara optimal. Tanpa disadari Anda telah melakukan (pooling) atau penggabungan beberapa kegiatan tanpa membuang waktu dan terganggunya pekerjaan lain.

Rapat Tidak Efisien
Rapat menjadi penting karena semua kegiatan dan tugas-tugas dari berbagai kalangan dikoordinasikan untuk pencapaian paling optimal, efektif, dan efisien. Pada praktiknya justru rapat menjadi pemakan waktu yang paling lahap. Cobalah catat berapa banyak waktu Anda termakan oleh berbagai rapat dalam sebulan? Ini terjadi karena karakter orang-orang yang mengikuti rapat tersebut, kelemahan pemimpin rapat dalam mengendalikan agenda, kaburnya mekanisme rapat tersebut; dan biasanya dalam rapat selalu banyak bicara daripada aksi.

Interuptif
Yakni gangguan yang tak diharapkan. Hal ini seringkali menjadi penyebab tidak efisiennya dalam pengelolaan waktu, misalnya saja tamu yang datang tanpa membuat janji terlebih dahulu, telepon yang membanjiri suasana kerja kita. Bila ini terjadi berarti Anda dipengaruhi kepentingan eksternal tanpa Anda sendiri bisa menyelesaikan hal-hal penting Anda. Solusinya, latihlah diri Anda dan tingkatkanlah kemampuan mengambil keputusan Anda untuk menanggapi permintaan eksternal, tentu saja bukan berarti menampikkan kepentingan orang lain.

Sosialisasi Berlebihan
Sebagai makhluk sosial tentu saja kita semua perlu berinteraksi dan bergaul dengan orang lain. Apalagi bagi da’i, kita dituntut untuk menyerukan risalah kebenaran ini kepada setiap manusia. Namun terkadang sosialisasi ini tak mengenal batas, hingga tanpa disadari kita kehilangan banyak waktu hanya mengobrol ngalor ngidul.
Saran praktis : Biasakan ketika Anda bersosialisai tentukan terlebih dahulu tujuan positif yang ingin dicapai dan biasakan membuat limit waktu (Time Budgeting). Rasulullah SAW bersabda, “Sejelek-jelek umatku ialah yang paling banyak omongnya, bermulut besar, dan berlagak sok pintar. Dan sebaik-baik umatku ialah mereka yang baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dalam al adab al mufrad dari Abu Hurairah).

Superman
Takut mendelagasikan pekerjaan. Bila ini dilakukan, berarti Anda bergaya manajamen kuno yang selalu ingin melakukan segala sesuatu sendirian. Sikap perfeksionis yang berlebihanlah sebagai penyebabnya.
Dalam perkembangan ilmu manajemen, gaya seperti ini adalah gaya manajemen pertama (managment by doingmanagement by quality yang berciri kental berorientasi pada tim kerja (team work).
Jadi, bila Anda sulit mendelegasikan pekerjaan berarti Anda telah membuat diri Anda sendiri menjadi orang primitif.

Berani Mengatakan Tidak
Hal ini menujukkan sikap ketidaktegasan Anda untuk melakukan hal-hal yang bersifat interuptif, dan tentu saja akan mengacaukan aktifitas pokok atau prioritas Anda.

Bekerja Tanpa Agenda
Ibarat membangun rumah tanpa blue print, tanpa anggaran, tanpa limit waktu, maka hasilnya cenderung amburadul. Seandainya jadi pun sulit untuk dinilai dimana letak pemborosannya.

Akrab dengan Penganggu
Dapatkah sebuah bangunan diselesaikan bila engkau membangunnya dan orang lain menghancurkannya (sya’ir).
Ibnu Atho’illah berkata, ‘Janganlah engkau bersahabat dengan orang yang perilakunya tak dapat membangkitkan semangat, dan tutur katanya tak dapat menunjukkan engkau ke jalan Allah.”

Memang selalu ada saja teman yang terlalu suka bercanda tanpa memandang waktu, selalu mengajak ngobrol ngalor ngidul tanpa arah.

Kebiasaan Baca yang Salah
Jangan dulu gembira bila Anda mengisi mini time (waktu singkat), seperti menunggu dalam perjalanan dengan kegiatan membaca, merasa telah terhindar dari lost time (kehilangan waktu). Mengapa? Karena kebiasaan baca yang salah pun akan membuat Anda terjebak, sehingga tetap berada dalam sangkar lost time.

Oleh karena itu untuk mengurangi lost time akibat kebiasaan baca yang salah ada beberapa tips sebagai berikut:
1. Bacalah sesuatu (majalah, koran, buku, dan lain-lain) yang Anda perlukan, dan coba tanyakan paada diri Anda apakah Anda perlu berlangganan?
2. Jadwalkan kegiatan membaca sebagai bagian dari jadwal harian Anda. Jika tidak, Nada tidak akan pernah punya waktu untuk membaca.
3. Membacalah pada saat-saat yang tidak terlalu baik untuk mengerjakan hal-hal lain.
4. Tentukan apa yang akan Anda baca dan berapa lama waktu yang akan dihabiskan.
5. Gunakan stabilo atau sejenisnya untuk menandai informasi penting dari bacaan tersebut. Bila Anda tidak ingin sumber bacaan itu kotor karena coretan, Anda bisa menuliskannya pada kertas lain. Dengan demikian Anda telah mendapat manfaat nyata dari bacaan Anda.

Kurang Kreatif
Tingkat kreatifitas seseorang menunjukkan kepiawaian mengisi waktu seseorang. Bagi orang-orang kreatif tidak mengenal istilah harus berbuat apa saya ini? Atau apa yang dapat saya lakukan? Biasanya orang yang kreatif akan terhindar dari perasaan sia-sia.

Sumber : Kitab 18 Prinsip Efektifitas Da’wah, Kiat-Kiat Praktis Mengelola Waktu, Fajar Ahmad Sholeh

Thursday, February 20, 2014



Penyebab sering kentut / buang angin bukan semata karena masuk angin, perubahan suasana hati seperti galau, cemas, grogi atau mengkhawatirkan sesuatu bisa menyebabkan sistem pencernaan mengalami gangguan dan memproduksi lebih banyak gas. Ini akibat respon alami tubuh beberapa orang terhadap cemas adalah meningkatnya gerakan peristaltik usus. Akibat adanya peningkatan ini, maka produksi gas yang dihasilkan juga mengalami peningkatan

Sering buang gas berarti ada kekurangan proporsi makanan yang masuk dan atau bisa juga berarti komsumsi nutrisi yang dicerna memang banyak mengandung gas yang memang harus dibuang. Anggapan bahwa banyak minum di sela-sela makan bisa menyebabkan sering kentut, ini dapat mendorong gerakan peristaltik usus atau gerakan mendorong isi perut ke bawah akan terganggu ketika seseorang bergantian makan dan minum terlalu sering. Karena saat makan usus melakukan proses pergerakan, jika sering disela dengan minum akan membuatnya berespons dan menjadi lebih aktif

Solusi yang harus dihindari untuk mengurangi sering buang gas / kentut, sbb :

Kurangi makanan dengan karbohidrat tinggi, makanan pedas dan berbau, seperti: ketela, kentang, dan singkong,petai, durian, jengkol. Makanan pedas bisa meningkatkan debit asam lambung yang dapat menimbulkan iritasi.

Kurangi makanan yang tinggi kadar lemak.
Makanan tinggi lemak menghasilkan sejumlah besar karbondioksida dan beberapa di antaranya akan dikeluarkan tubuh dalam bentuk gas.

Kurangi minuman yang bersifat asam, seperti teh, kopi, minuman bersoda, dan alkohol. Ini cenderung menyebabkan iritasi pada saluran gastro-intestinal.

Kurangi sayur dan buah yang menimbulkan gas
Hindari konsumsi makanan seperti kacang-kacangan, kembang kol, kubis, brokoli, kacang, dan pisang.

Kurangi jumlah udara yang Anda telan
Makan dan minumlah perlahan, hindari bicara dan tertawa saat makan.  Kurangi makan permen karet dan rokok karena juga menyebabkan udara yang kita hirup menjadi berlebihan. Kurangi kebiasaan minum dengan menggunakan sedotan. Cara ini bisa menyebabkan udara lebih banyak masuk ke dalam saluran pencernaan.

Sering lakukan olahraga atau aktifitas fisik lainnya ( banyak bergerak )

Wednesday, February 19, 2014



Di Indonesia, Mosquitofish sering disebut dengan ikan Gupi, ikan Seribu, atau ikan Cere. Ikan air tawar ini memakan larva nyamuk dan sangat sosial dalam hidupnya. Saat mereka sedang sendirian, prioritas pertama yang ada di pikirannya adalah menemukan ikan Cere lain.

Dari penelitian terakhir, dalam sebuah eksperimen di lab ternyata ikan itu bisa ‘menghitung’ dan membedakan kuantitas numerik. Tidak hanya jumlah yang kecil misalnya 4 dan 8, tetapi ikan itu juga bisa membedakan antara kuantitas besar seperti 100 dan 200.

“Anda tentu tidak berharap bisa menemukan hal yang menarik semacam ini saat berurusan dengan hewan seperti ikan,” kata Christian Agrillo, ketua tim peneliti dari University of Padova, Italia, seperti dikutip dari NationalGeographic, 9 Januari 2010. “Ini sangat luar biasa,” ucapnya.

Namun, kata Agrillo, kemampuan numerik ini juga berkurang saat rasio antara kedua angka diubah. Efek ini juga terjadi di antara manusia yang disurvey.

Pada eksperimen, seekor ikan ditempatkan pada penampungan. Ia diminta memilih satu di antara dua pintu yang diberi gambar geometrik. Misalnya, pintu A diberi empat gambar geometri, sementara pintu B diberi delapan gambar. Pintu-pintu ini nantinya mengarah ke tempat di mana kelompok ikan-ikan Cere lain berada.

Pada uji awal, ikan tidak tahu harus pergi ke mana dan mereka memilih secara acak. Akan tetapi, sejalan dengan waktu, ikan itu mulai memilih pintu yang tepat. Peneliti kemudian menggunakan lebih banyak gambar di pintu.

“Cukup menarik, sebagian ikan yang diteliti tampak terkejut saat angkanya diubah menjadi ratusan. Mereka berenang ke dalam pintu lalu melihat pada gambar itu seperti layaknya sedang mencoba memahami sesuatu,” kata Agrillo. “Namun, setelah beberapa saat, mereka mulai berhasil menjawab tantangan itu,” ucapnya.

Saat peneliti mengubah jumlah gambar di pintu, diketahui bahwa saat gambar di kedua pintu memiliki jumlah yang makin serupa, tingkat keberhasilan ikan itu dalam menemukan jalan ke kelompok yang tepat semakin menurun.

Sebagai contoh, saat rasio gambar adalah 1 banding 2 (misalnya 8 banding 16) atau 2 banding 3 (8 banding 12), ikan lebih mampu memilih pintu yang tepat. Akan tetapi, ketika rasio diubah menjadi 3 banding 4 (misalnya 9 banding 12), mereka tidak menunjukkan bahwa mereka bisa membedakan perbedaan di antara kedua jumlah itu.

Peneliti kemudian melakukan uji coba yang sama pada manusia. Sebanyak 25 orang mahasiswa diminta melakukan tes yang serupa dengan ujian yang diberikan pada ikan.

Pada percobaan, mahasiswa diminta menentukan perbedaan antara jumlah yang besar dalam waktu dua detik agar tidak cukup waktu untuk menghitung jumlah gambar-gambar geometrik yang ada di pintu.

Meski secara umum manusia lebih akurat dibanding ikan Cere, ternyata kemampuan untuk menilai perbedaan jumlah menurun saat rasio perbandingan angkanya diubah dari 2 banding 3 menjadi 3 banding 4.

Menurut Agrillo dan timnya, hasil ini menambah bukti bahwa manusia, ikan, dan vertebrata lain memiliki kemampuan yang sama dalam memproses angka meskipun manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih baik.

Sumber  :  http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/460914-otak-kita-sama-cerdasnya-dengan-otak-ikan-cere.html
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!